07/04/13

Sempu, menjemput inspirasi 45


Target sudah dekat, tapi energi sudah mulai terkikis rutinitas. Setiap malam memandangi layar laptop dengan lembar word yang siap diketik, tapi yang akhirnya terketik hanya “BAB IV”, “HASIL dan PEMBAHASAN”, selanjutnya.... kosong.

Terakhir sejak pendakian Gunung Slamet awal tahun 2013, tak pernah ada lagi perjalanan yang cukup memberikan energi untuk hati saya. Januari, februari, maret, terisolasi dalam tembok-tembok, dari laboratorium satu ke laboratorium yang lain.

I need an extra energy.. That’s why i came to Sempu.
To pick up inspiration... and to energize my heart.
“Karena sesuatu yang dilakukan dengan hati, akan memberi energi yang tak pernah mati” (Adenita: 23 Episentrum)
Amazing 21
Seperti biasa, yang saya lakukan pertama kali adalah search di “next trip” forum BPI. Sasarannya adalah trip sehari dan kalau bisa di sekitar jawa timur. Akhirnya, pilihan jatuh pada sempu. Pulau di Malang Selatan yang terkenal dengan “hidden paradise”nya, segara anak.

Informasi awal yang saya dapat, rombongan trip Cuma 14 orang. Meeting point kita di terminal arjosari malang. Begitu sampai di meeting point, aksi silaturahmi antar rombongan pun berjalan demi murahnya sewa angkot. Hehee. Akhirnya rombongan bertambah menjadi 21 orang.

The Amazing 21
(foto ini diambil sebelum pulang, jadi masih belum dekil)
Dari mana, Mau kemana
“Dari mana mas/mbak?”, “Mau kemana mas/mbak?” adalah 2 pertanyaan yang membuat obrolan menjadi panjang, bahkan jawabannya pun sampai melintasi pulau-pulau.

“Dari Semarang... asli Cilacap, tapi pulang ke Bali”
“Dari Malang... kuliah di Jakarta, tapi balik ke Surabaya”
“Asli Malang... kecil di kalimantan, gede di Jakarta”

Heghegh...
  
Sebelum ke Sempu
Perjalanan dari Malang ke Sendang biru butuh waktu 3 jam. Ditengah perjalanan, kita disapa hujan deras. Hujan sempat berhenti sebentar ketika kita sampai di Sendang biru, tapi menjelang kita berangkat ke sempu, hujan turun lagi.
Rumah Bu. mamik dan hujan sore-sore
Sebelum berangkat ke Sempu... kita sempat mampir ke rumah bu mamik. Bu mamik menyewakan tenda, matras dan sepatu trekking (jika anda berminat). Niat hati sewa tenda disini, tapi tenda sudah habis tersewa.

Pak, baksonya dua ya !! (hahaha)
[ini dia bu.mamik, dia lagi manggil kapal no.2 yang akan
 menyebrangkan kita ke teluk semut]
Sebelum berangkat ke Sempu... kita sempat foto keluarga dengan wajah berseri-seri meski pakai jas hujan.

Ini cuma 20 orang. Orang ke 21 lagi megang kamera
Sebelum berangkat ke Sempu... sempet dorong kapal juga sambil hujan-hujan.

Doroooonnng !!!!
Here we come... Sempu
Waktu penyebrangan dari Sendang Biru ke Sempu cukup singkat, Cuma 5 menit (kalo di tambah waktu dorong kapal 20 menit lah...)

Pukul 4 sore kami sampai di Sempu. Baru saja menginjakkan kaki di daratan sempu, ada guide yang menyarankan untuk ng’camp saja di teluk semut, karena di segara anakan sudah ramai, dan menyarankan jika melanjutkan perjalanan, paling tidak jam 6 harus sudah sampai.

Ada sedikit konflik di dalam rombongan, dimana kita harus memutuskan untuk lanjut, atau ng’camp di teluk semut, dengan pertimbangan sudah terlalu sore, resiko tidak mendapatkan ground camp di segara anak, trek yang berlumpur dan semakin licin setelah hujan deras, yang otomatis bisa memperlambat perjalanan.

Keputusan bersama akhirnya diambil. Keputusannya adalah   Lanjutkan !!
Pukul 16.30, 21 orang memulai perjalanan menemukan “hidden paradise”nya sempu, tanpa guide.

Berlumpur dan tersesat dalam Gelap
Sempu... apa yang ada dalam pikiranmu tentang sempu? Sempu itu berlumpur? Sempu itu menantang? Sempu itu segara anakannya cantik?. Semuanya benar.

Tapi bagaimana kalau kamu masuk ke Sempu terlalu sore? Usai hujan deras? Sepanjang trek masih gerimis? Lumpur sampai atas lutut? Tanpa penerangan yang cukup saat hari mulai gelap? Dan... kamu tersesat??. OOOoo yeaa...kamu siap dimakan macan.
Heghegh... itulah yang terjadi pada kami...

Perjalanan jalan kaki dari teluk semut ke segara anakan normalnya ditempuh selama 3 jam, tapi karena “X” Factor, perjalanan kita menjadi 8-10 jam jalan kaki.

400 meter yang begitu Sempurna
Sempurnanya trek sempu ada di 400 meter terakhir sebelum sampai segara anakan. Meniti tebing, sedikit saja condong ke kanan pasti nyebur laut... dan ingatlah temaaan... licin sekali trek ini karena baru saja diguyur hujan tadi sore... ditambah gelap, lelah & lapar.

ini perjalanan pulang, bayangkan kita lewat sini
malam2, nggak pake senter ~_~'
miring ke kiri nyebur laut ~_~'
Lumpur dan lumpur lagi...
pohon tumbang, lumpur dan akar
Unforgettable Moonlight
Pukul 1 pagi, saya sampai di Segara Anakan. Lepas carrier, nyebur pantai Segara Anak, bersih-bersih lumpur di badan. Setelah lumpur bersih, sedikit menepi ke pantai... saya berbaring dan menatap langit.

Bulan purnama di Segara Anakan Pulau Sempu... absolutely perfect...
Bintang yang mengitari bulan purnama malam itu... absolutely unforgettable...
Bayangan tebing yang berlawanan dengan pantai Segara Anakan... absolutely amazing...

Segara Anakan tak lagi “eksklusif”
Segara anakan ramai sekali, pantai ini tak se”eksklusif” yang saya bayangkan... Ramai sekali...

Diklat BASARNAS (Badan SAR Nasional), mereka
berjumlah 100an orang, makanya ground camp segara anakan tak tersisa lagi
selain BASARNAS, pengunjung yg lain juga banyak,
mungkin karena long weekend
Kembali dari Sempu
21 orang rombongan kami terpecah, ada sebagian yang tetap tinggal dan sebagian pulang. Pukul 11 siang, kami memulai perjalanan dari Segara Anak ke teluk semut. Perjalanan kembali ke teluk semut kami tempuh dengan waktu normal, 3-4 jam. Pukul 4 sore, kami sudah dijemput kapal yang mengantarkan kami ke  Sendang Biru.

Kembali dari Segara Anak... jadi dekil lagi...

waktu perjalanan malam bisa jadi lebih dekil dari ini
Kembali dari sempu.... tukang es di serbu...
udah.. udah... gelasnya gag usah diminum juga ~_~'
Kembali dari sempu.... kedatangan tamu...
mereka adalah tamu pertama saya di rumah baru. Maklum, karena kontrakan
habis & baru pindah rumah tgl 12 maret kemaren, jadi masih berantakan ^-^ hehee
nice to welcoming you guys...
Perjalanan ke Sempu, lebih-lebih trekking ke Segara Anak adalah momen yang luar biasa, meski dengan segala faktor “X”nya... tetap “prosesnya”lah yang menjadi energi tambahan untuk hati saya. 

I've picked my inspiration ... it's time to go to chapter 4 and 5  



READ MORE - Sempu, menjemput inspirasi 45